Minggu, 08 Januari 2012

BIOLOGIST ROLE

PERAN BIOLOG DI INDONESIA PADA SAAT INI DAN YANG AKAN DATANG

            Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat besar. Hal ini dikarenakan indonesia terletak di daerah tropis sehingga memungkinkan berbagai macam tumbuhan untuk tumbuh. Indonesia mempunyai 667 jenis mamalia, burung sebanyak 1.604 jenis, reptil sebanyak 749 jenis dan tumbuhan 30.000 jenis. Keanekaragaman yang sangat tinggi ini menempatkan indonesia sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman tertinggi kedua di dunia setelah Brazil.
            Namun indonesia yang 10 tahun yang lalu terkenal sebagai jamrud khatulistiwa karena hijaunya indonesia, sekarang menjadi lain ceritanya. Proses degradasi hutan berlangsung sangat cepat. Menurut  FAO dan Departemen Kehutanan RI dalam YUnasfi (2008), sebesar ± 1,3 juta ha per tahun hutan di Indonesia dibabat untuk perkebunan, pemukiman dan alih fungsi lahan. Hal ini membuat indonesia menjadi tak hijau lagi jika dilihat dari citra satelit.
            Walaupun indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman yang sangat tinggi, tapi hal itu belum membuat indonesia menjadi negara yang makmur. Ironis sekali ketika sumber daya alam melimpah tapi penduduk Indonesia masih kelaparan. Indonesia mempunya beranekaragam tanaman obat tapi sayangnya berbagai macam penyakit yang muncul belum kunjung ditemukan obatnya. Menurut catatan sejarah indonesia mempunya puluhan spesies padi tapi dibalik itu indonesia pada saat ini masih mengimpor padi.
            Problematika di atas tentu disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai sosial, politik, budaya dan lain sebagainya. Semua lini mulai dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan masyarakat harus berpartisipasi dalam menyelesaikan problematika ini.
            Dalam artikel ini saya tidak akan membahas dari semua aspek permasalahan, tapi saya akan menyoroti bagaimana peran ahli biologi di Indoneisa dalam menjaga dan memanfaat keanekaragaman hayati Indonesia. Menurut saya peran ahli biologi di indonesia belum maksimal dan belum memasuki semua lini yang semestinya ahli biologi bisa eksis di sana. Sebagai contoh inisiatif untuk melindungi keanekaragaman padi justru datang dari para petani desa yang notabenenya bukan dari kalangan berpendidikan. Selain itu gerakan perlindungan satwa yang banyak disuarakan oleh LSM yang eksis dalam melindungi satwa liar yang ada di Indonesia sebagian besar anggotanya justru bukan dari orang-orang biologi. Penemuan tentang bagaimana mengelola limbah dan sampah datangnya justru dari orang Ekonomi, ibu-ibu PKK dan jarang sekali orang biologi berperan.
            Contoh di atas adalah gambaran umum dari kondisi dari peran ahli biologi yang ada di Indonesia, tapi tentu ada juga segelintir biolog yang eksistensinya menguntungkan dalam penyelamatan keanekaragaman hayati indonesia. Menurut saya permasalahan ini tak lepas dari berbagai macam faktor tapi yang pasti biolog indonesia belum memberikan sumbangsih keilmuannya dalam perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya alam indonesia.
            Mari kita lihat bagaimana Nepal melindungan keanekaragaman hayati dalam bidang pertanian melalui sistem Community Biodiversitas Management (CBM). Dalam sistem ini ada komunitas-komunitas yang fungsinya saling mendukung satu sama lain dalam melindungan biodiversitas melalui pemanfaatan in situ. Sebagai contoh dalam sistem CBM ada Community seed Bank (CSB) yang perannya memuliakan berbagai macam benih yang bisa digunakan oleh petani sewaktu-waktu dibutuhkan. Dalam sistem ini juga ada Participatory Plant Breeding (PPB), Community Based Seed Production (CBSP), Participatory Varietal Selection (PVS) dan Community Biodiversity Register (CBR) (Paudel, 2010).
            Semua komunitas dalam CBM dikelola oleh masyarakat dan dibina oleh para ahli yang ditunjuk oleh pemerintah. Komunitas-komunitas yang ada di sistem CBM berhasil diterapkan dan hasilnya bisa menjadikan petani lebih makmur dan perlindungan biodiversitas juga berjalan.
            Bagaimana dengan indonesia?. Pada saat ini petani indonesia seakan kehilangan tuntunan. Sebagian petani menanam tanaman yang hanya menguntungkan atau ketika harganya melambung tinggi. Ketika harga cabai melambung tinggi maka petani ramai menanam cabai, ketika padi melambung tinggi petanipun rama mengganti tanaman mereka dengan padi. Bila hal ini berlanjut maka sudah barang tentu suatu saat keanekaragaman hayati indonesia dalam bidang pertanian akan menurun dan sangat mungkin suatu saat diindonesia tidak akan ditemui spesies-spesies tanaman yang mungkin harganya rendah.
            Disinilah sebenarnya ahli biologi itu seharusnya muncul. Belajar dari pengelolaan biodiversitas di Nepal ahli biologi indonesia bisa berperan dalam pemuliaan plasma nutfah, penyedian bibit unggul dan bisa sebagai pembimbing dalam pengelolaan sistem pertanian organik yang menyehatkan.
            Dalam pemuliaan plasma nutfah ahli biologi bisa menyediakan berbagai macam benih padi yang menurut sejarah sudah ada di indonesia ribuan tahun yang lalu. Kemudian mensosialisasikan kepada petani untuk menanam spesies-speseis ini. Selain itu biolog juga harus bekerja sama dengan para ekonom dalam hal pemasarannya supaya petani tidak dirugikan. Jika hal ini bisa berjalan tentu keanekaragaman padi yang ada di Indonesia akan tetap terjaga.
            Selain itu biolog juga bisa berperan dalam penyedian bibit unggul. Pada saat ini petani sangat dibingungkan dalam memilih bibit unggul, terutama pada saat musim tanam dan banyak kasus menyebabkan petani gagal panen disebabkan karena bibit yang tidak tersedia ataupun walaupun tersedia kualitasnya kurang memadai. Oleh sebab itu biolog seyogyanya bisa berperan dalam hal penyediaan bibit unggul melalui teknik kultur jaringan ataupun rekayasa genetika sehingga didapatkan bibit unggul yang sesuai dengan kondisi alam indonesia.
            Semua itu tentu tak lepas dari peran pemerintah untuk menstabilkan harga dan menyediakan dana dalam penerapan sistem ini. Selain itu pemerintahan juga diharapkan menyediakan sistem register terhadap varietas tanaman yang ada di indonesia. sehingga pemasaran produk pertanian indonesia bisa sampai ke mancanegara. Pemerintah dan biolog diharapkan bekerjasama dalam menciptakan animo pertanian yang baik di dikalangan petani, sehingga petanipun semangat dalam bekerja.

Daftar Pustaka
Paudel, Bikasih, Pitambar Shrestha, Bir Bahadur Tamang and Abiskar Subedi. 2010. Implementing ABS Regime In Nepal Through Community Based Biodiversity Management Framework. The Journal of agriculture and Environment. Vol: 11, Juni, 2010.
Yunasfi. 2008. Degradasi Hutan Indonesia dan Usaha Penanggulangannya. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2008

Minggu, 04 Januari 2009

MOLUSCA

SERBA-SERBI DUNIA MOLUSCA
 Morfologi
Moluska berasa dari bahasa latin yaitu mollus yang berarti lunak. Oleh karena itu ciri utama hewan yang tergolong filum ini tubuhnya lunak, pada bagian anterior terdapat kepala, kaki terletak di bagian ventral, dan bagian dorsal berisi organ-organ visceral. Anggota filum molluska antara lain remis, tiram, cumi-cumi, octopus dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya, molluska memiliki kelimpahan spesies terbesar disamping anthropoda (Kastawi, 2003: 181)
Menurut brotowijoyo (1996:111), molluska bertubuh lunak, non metameris, pada dasarnya bersifat bilateral simetris, dan terbungkus dalam rumah berkapur yang berasal dari sekretnya sendiri.
 Bekicot
Siput darat atau Achatina tercakup di dalam sub clasis pulmonata dari claiss gastropoda yang merupakan kelompok mollusca yang sangat besar. Siput darat berbeda dengan gastropoda slainnya, pertama, dalam hal pernapasan, ia sudah tidak memiliki Ctenidia, yaitu semacam insang dan fungsinya telah diganti oleh bagian pillium yang tipis dan kaya dengan pembuluh pembuluh kapiler-kapiler darah, kedua mengenai system nervosium, ganglia yang utama terkkumpul membentuk bangunan serupa cincin mengelilingi esgophagus, tanpa jaringan pengikat di dalamnya (Radiopoetro, 1996: 354)
Menurut Suwignyo (2005: 132), Bentuk cangkang siput pada umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde. Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut apex. Sumbu kerucut disebut columella. Gelung terbesar disebut body whorl dan gelung kecil-kecil di atasnya disebut spire. Di antara bibir dalam dan gelung terbesar terdapat umbilicus, yaitu ujung culumella yang berupa celah sempit sampai lebar dan dalam. Apabila umbilicus tertutup, maka cangkang disebut imperforate.



Cumi-Cumi
Tubuh cephalopoda memanjang menurut sumbu dorsoventral, berbeda dengan sumbu molluska pada umumnya yang memanjang menurut sumbu antero-posterior. Cephalopoda tidak mempunyai bentuk kaki yang lebar dan datar seperti halnya moluska lain, bagian anterior kaki embrio cephalopoda tumbuh menjadi serangkain tangan atau tentakel yang mengelilingi mulut, dan bagian posteriornya membentuk corong berotot pada bagian rongga mantel (Suwignyo, 2005: 164)

 Klasifikasi
 Cumi-cumi
Klasifikasi cumi-cumi adalah sebagai berikut :
Nama latin : Loligo peali
Phylum            Moluska
Kelas                Cephalopoda
Ordo                Teuhoidea
Famili              Loginidae
Genus              Loligo
Species             Logilo Pealii
(Sarwojo, 2005: 1)
Bekicot
Klasifikasi bekicot adalah sebagai berikut :
Nama latin : Achatina fulica
Phylum Molluska
Kelas Gastropoda
Ordo Pulmonata
Famili Achanidae
Genus Achatina
Species Achatina fulica
(Kastawi, 2003: 196)



Habitat
Bekicot
Kelas filum mollusca yang terbesar adalah Gastropoda yang memiliki lebih dari 40.000 species yang hidup, sebagian besar gastropoda adalah hewan laut, tetapi banyak juga sepesies air tawar. Bekicot dan Slug telah beradaptasi dengan lingkungan darat (Campbel, 1999:224)
Menurut Brotowijoyo (1996: 142), Gastropoda hidup dalam ruang bungkal yang terdapat radula. Gastropoda juga hidup di air tawar dan darat.
 Cumi-cumi
Molluska yang termasuk kelas cephalopoda antara lain cumi-cumi, gurita dan Nauitilus yang semuanya hidup dilaut (Suwignyo, 2005:164)
Menurut Anonymous (2005), cumi-cumi kemungkinan hidup di air dalam selama musim dingin, tetapi sekitar bulan Mei dia memasuki air dangkal untuk menetaskan telurnya.

Minggu, 30 November 2008

MIKROSKOP

Mikroskop
 Mikroskop merupakan alat yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat dalam mikroniologi. Dengan alat tersebut akan diperoleh pembesaran sehingga memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dan struktur yang tidak Nampak oleh mata telanjang. Mikroskop memungkinkan pembesaran dalam kisaran seratus kali sampai ratusan ribu kali.
 Katagori mikroskop adalah mikroskop cahaya (optis) dan mikroskop electron. Kedua katagori berbeda dalam hal pronsip yang mendasari perbesaran. Mikroskop cahaya semuanya menggunakan system lensa optis, yang mencakup mikroskop medan terang, mikroskop medan gelap, mikroskop fluoresensi dan mikroskop perbedaan fase (fase kontras)
 Mikroskop electron menggunakan berkas electron sebagai pengganti gelombang cahaya untuk memperoleh bayangan yang diperbesar.

PROTOZOA

SEKLUMIT TENTANG PROTOZOA
Morfologi
 Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih mejemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protoza merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu aseluler tetapi keseluruhan organisme dibungkus oleh satu plasma membran (Brotowijoyo, 1986. hal: 60).
 Protozoa berasal dari kata protos berarti pertama dan zoa = zoo berarti hewan, jadi protozoa adalah binatang yang pertama kali ada (Soemiadji, 1986 hal: 32).
 Diantara jenisnya ada yang hidup bebas di alam dan ada pula yang hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia. Jenis yang hidup bebas banyak terdapat di tempat yang becek, genangan air dan kolam, tidak terbatas di air tawar tetapi juga di air asin (Soemiadji, 1986 hal: 32)
 Filum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri atas satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto = awal, zoon = hewan ). Hewan filum ini hidup di daerah yang lembab atau berair, misal : di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam tubuh orgnisme lain. Protozoa ada yang hidup bebas, komensal maupun parasit pada hewan lain. Hewan ini ada yang secara individu (soliter) dan ada pula yang membentuk koloni (Kastawi, dkk.2003, hal: 20).
 Menurut Radiopoetro (1996 hal: 144) sampai sekarang hewan-hewan yang termasuk dalam organisasi tingkat protoplasma ini, tergabung dalam Philum : Protozoa (protos = pertama, awal : zoon = hewan). Sering juga disebut bahwa protozoa ini adalah hewan unicellular, sedang parazoa atau Metazoa adalah multicelluler . hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tubuh satu organisme protozoa dapat disamakan dengan 1 cel parazoa atau metazoa.
 Euglena adalah hewan bersel satu berwarna hijau, karena berklorofil, merupakan suatu marga dari hewan-hewan mastigophora. Hidup dalam kolam dan sering membuat lapisan permukaana air yang berwarna hijau (Brotowijoyo 1986 hal: 60)
 Euglena berbentuk seperti kumparan yang panjangnya bervariasi dari 25-100 mikron. Mempunya sebuah flagellum pada ujung anterior yang dimulai dari kerongkongan. Kedalam kerongkongan itu bermuara pada suatu tempat penampungan (reservoir). Kedalam reservoir itu bermuara beberapa vakuola kontraktil kecil. Dekat reservoir tersebut terdapat srigma merah (dianggap sebagai mata) (eu + Gr. Glene, biji mata). Dalam tubuh hewan biasanya terdapat sejumlah besar kloroplastid. Dalam sitoplasma disimpan karobohidrat sebagai makanan cadangan berupa butir-butir paramilum. Inti tunggal dan di tengah-tengahnya terkumpul kromatin (Brotowijoyo, 1986 hal: 61).
 Pada lapisan entoplasma terdapat butir hijau daun, sehingga hewan ini dapat menyelenggarakan proses fotosintesis dengan menghasilkan zat tepung (amilum) (Kastawi, dkk. 2003 hal: 26).
Hewan euglena dapat bergerak maju ke depan secara spiral rotasi dengan menggunakan flagellumnya atau merayap pada suatu dasar tanpa menggunakan flagellumnya atau secara euglenoid. Euglenoid artinya bergerak dengan cara mengerutkan tubuh, kemudian agak membulat dan akhirnya memanjang lagi seperti semula (Kastawi, dkk. 2003 hal: 26).
Sebagian besar hewan ini mendapatkan mekanannmya dari hasil fotosintesis, berarti mendapatkan makanan dengan cara holophitic. Tetapi bias juga secara saprozoik, berarti menyerap makanan melalui seluruh permukaan tubuhnya, dan makanan ini berupa partikel-partikel hancuran makhluk yang telah mati (Kastawi, dkk.2003 hal: 26).
Banyak jenis amoeba yang hidup mandiri, antara lain Amoeba proteus, namun ada yang hidup parasitis dan menyebabkan penyakit disentri pada manusia dan hewan (anjing dan kucing), yaitu Entamoeba histolityca (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Ukuran Amoeba berkisar antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-ubah. Sitoplasma dibagi menjadi dua bagian, yaitu ektoplasma yang jernih, dan endoplasma yang lebih keruh. Inti sebuah, pipih, bulat. Selalu ada satu vakuola kontraktil dan banyak vakuola makanan (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia. Proses penjluran itu nampaknya adalah pencairan sementara bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). Karena pencairan itu terjadi plasmosol. Jika kemudian plasmosol iti dikentalkan kembali, maka penjuluran protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
 Menurut Kastawi dkk (2003 hal: 28) amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang dari genus Amoeba dan Pelomyxa bentuknya asimetris dan bentuk ini selalu berubah. Sebaliknya amoeba bercangkang memperlihatkan simetris bagian luarnya (cangkangnya).
 Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopodia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang). Pada lobopodia, penjuluran lebih besar dan mengandung ekto dan endoplasma, sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari ektoplasma (Kastawi, dkk. 2003 hal: 28).
 Cangkang berasal dari sekresi sitoplasma berupa silica atau khitin, atau materi dari luar yang melekat. Amoeba melekat pada dinding dalam cangkang dengan perantara penjuluran protoplasma. Cangkang selalu memiliki bidang terbuka untuk penjuluran sitoplasma, dan karenanya bentuk cangkang sering mirip helm/topi (Kastawi, dkk.2003 hal: 28).
 Marga paramecium mempunyai rambut atau bulu getar pada seluruh permukaan tubuhnya. Bentuk tubuhnya seperti sandal (cenela). Ukurannya kira-kira 250 mikron panjang, bentuk agak silindris. Dibagian oral terdapat celah berbentuk spiral dan berakhir pada kerongkongan yang panjangnya hampir separuh panjang tubuh. Ektoplasma tipis, mengandung banyak trikokista, yaitu alat pelindung diri yang dapat mengeras. Di tengah-tengah tubuh terdapat makronukleus, dan satu atau dua mikronukleus. Biasanya ada dua vakuola kontraktil dan banyak vakuola makanan (Brotowijoyo, 1986 hal: 67)
 Paramecium caudatum adalah kelompok protozoa yang sering dijumpai di periran air tawar, misalnya sawah, kolam dan air yang mengenang. Bentuknya menyerupai sandal, bagian anterior tumpul dan yang posterior meruncing. Permukaan tubuhnya agak lentur namun bentuk tubuhnya sudah tetap dan bagian ini disebut pellicle. Seluruh permukaan tubuhnya ditumbuhi rambut getar yang disebut cillia, berfungsi sebagai alat gerak. Didaerah pertengahan tubuhnya terdapat bentuk lekukan yang ujungnya diakhiri degan bentuk kantung, ini disebut gulet. Bentuk kantung bila terlepas dari gulet akan menjadi vakuola makanan. Sitoplasma dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah ektoplasma dan bagian dalam disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma terdapat bentukan menyerupai akar yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri dari terhadap serangan lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain waktu mengambil makanan. Paramaecium caudatum mempunya dua inti, yaitu mikronukleus dan dan makronukleus. Fungsi makronukleus untuk mengatur proses metabolisme, sedangkan mikronukleus untuk perkembangbiakan. Setiap sel paramaecium caudatum mempunyai dua vakuola berdenyut, bentuk dan letaknya berbeda dengan vakuola yang dimiliki Amoeba proteus, tetapi fungsinya sama yaitu untuk eliminasi dan mengeluarkan air dari sitoplasma (Soemadji, 1986 hal: 308)
Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasinya protozoa dibedakan menjadi lima kelas yaitu :
1.Kelas mastigopora (flagellata)
 Hewan-hewan yang termasuk dalam kelas ini mempunyai satu atau lebih flagella (bulu cambuk). Contoh dari hewan ini adalah Euglena viridis, adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut :
Philum Protozoa
  Sub Philum Sarcomastigophora
  Kelas Phitomastigophora
  Family Euglenoidae
  Genus Euglena
  Species Euglena Viridis
http// classification_of_euglena_viridis. jpg
2.Kelas Sarcodina (Rhizopoda
 Rhizopoda bergerak dan makan dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu). Hewan-hewan kelas ini Amoeboid, yaitu bentuk tubuhnya tidak tetap (selalu berubah-ubah). Salah satu contoh Rhizopoda adalah Amoeba proteous, adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:
 Kingdom Animalia
  Philum Protozoa
  Sub phylum Plasmoderma
  Class Sarcodina
  Subclass Rhizopoda
  Ordo Amoebima
  Family Amoebioae
  Genus Amoeba
  Species Amoeba proteaus
3.Kelas cilliata (Ciliophora)
  Hewan-hewan anggota kelas ini mempunyai ciliata (rambut getar) untuk bergerak atau mencari makan. Hidupnya mandiri atau sebagai komensal dalam saluran pencernaan herbivora dan sebagainya. Ciliata hdup dalam kolam alam. Contoh dari kelas ini adalah Paramaecium caudatum, adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut :
 Kingdom Animalia
  Philum Protozoa
  Sub phylum Ciliophora
  Class Ciliate
  Subclass Holotricha
  Ordo Hymenostomatida
  Family Paramecidae
  Genus Paramaecium
  Species Paramaecium caudatum
Habitat
 Euglena banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hijau pada air kolam. Hal in disebabkan hewan tersebut memiliki kloroplas didalam tubuhnya (Kastawi, dkk. 2003 hal. 25).
 Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena viridisz (http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=134&fname=bio_106_kb2 _hal27 b.htm)
 Amoeba banyak terdapat di lumpur-lumpur , dibagian dasar kolam, sawah, sungai, danau, atau tempat-tempat lain yang berair dan banyak mengandung sisa-sisa organisme (Kastawi, 1986 hal: 4)
Anatomi
Hewan Euglena bergerak maju kedepan secara spiral rotasi dengan menggunakan flagellumnya atau secara euglenoid. Euglenoid artinya bergerak dengan cara mengkerutkan tubuh, kemudian agak membulat dan akhirnya memanjang lagi seperti posisi semula (Kastawi, dkk. 2003 hal. 26)
Reproduksi Euglena viridis secara aseksual yaitu dengan pembelahan longitudinal dan dimulai pada ujung anterior (Brotowidjoyo, 1995 hal: 61).
Euglena membuat makanan sendiri dari makanannya sendiri dari makanan yang larut di sekitarnya, jadi hewan tersebut bersifat autotrof . kemampuan membuat maakanannya sendiri hanya berlangsung bila ada cahaya matahari (Brotowidjoyo, 1995 hal: 61).
Amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia. Proses penjuluran itu nampaknya adalah pencairan sementara bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). karena pencairan itu terjadi plasmosol. jika, kemudian plasmosol itu dikentalkan kembali, maka penjuluran protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya (Brotowidjoyo, 1995 hal: 64).
Amoeba bernapas dengan cara mengambil oksigen melalui permukaan tubuhnya dengan cara difusi. Sari makanan dioksidasikan dengan oksigen, yang akhirnya menghasilkan energi (Kastawi, dkk. 2003 hal: 29)
Perkembangbiakan Amoeba dengan cara membelah diri, yaitu dimulai pembelahan inti, kemudian diikuti oleh sitoplasmanya . Pembiakan ini berlangsung jika keadaan memburuk akan membentuk kista. Pembentukan kista ini dimaksudkan agar terus dapat hidup meskipun keadaan memburuk. Keadaan hidup demikian disebut “hidup latent” (Kastawi, dkk. 2003 hal: 29)
Paramaecium bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan transversal. Makronukleus membelah secaara amitosis, lalu satu atau beberapa mikronukleus membelah secara mitosis, semuanya berlangsung dalam membrane nuklearis. Secara seksual dengan konjugasi, yaitu didahului dengan pertukaran inti antara dua individu (Brotowidjoyo, 1995 hal: 67).
Paramaecium bergerak maju sambil mengadakan rotasi yang arah perputarannya bila dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam. Pergerakan tersebut terjadi karena perpaduan antara gerak cilia tubuh seperti system dayung dan gerak cilia pada oral grove yang sangat kuat (Kastawi, dkk. 2003 hal: 36)